Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Merasa sendiri

Gambar
"Karena yang tau diri kita, ya diri kita sendiri. Bukan orang lain."      Haloo semuanyaa! Maaf ya, aku baru nulis lagi, kemarin aku sempet drop mungkin karena kelelahan. Sekarang, udah pegang hp lagi dan mulai nulis yey. Oh iya, terima kasih untuk kalian yang nungguin tulisan tulisan aku.       Kalian pernah gak merasa ada di titik terendah kalian? Pernah gak merasa bahwa gak ada orang orang terdekat yang bisa diandalkan dalam hidup kita? Pernah atau malah sedang merasakan? Aku ingin sedikit cerita.        Jadi, aku ini orangnya sangat suka berbagi cerita, entah ke teman, keluarga, pokoknya orang orang terdekat. Tapi, pernah aku merasa di titik saat aku butuh bercerita atau hal lain mereka tidak ada. Sebenernya bukan tidak ada, mereka ada tapi untuk urusan lain yang lebih penting. Disitu  aku merasa sendiri. Merasa orang orang tidak ada yang peduli. Misal, disaat masalah ku terasa berat dan ingin bercerita tidak ada yang memberi saran ataupun dukungan.          A

Pembuktian Tertinggi

Gambar
" Rasanya level pembuktian tertinggi adalah saat tidak ada lagi rasa ingin membuktikan." - Marchella fp     Haloo semuanyaa! Semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan bahagia. Kalaupun lagi sedih gapapa kok nikmatin aja. Karena bahagia dan sedih pun sesuatu yang patut disyukurin.      Oh iya, aku mau berterima kasih sama kalian yang udah baca, yang gak bosen sama tulisan aku, dan yang ngasih kritik dan saran, semoga hal hal baik selalu datang pada kalian, aku sayang sekali.        Kali ini, aku mau bahas tentang level pembuktian tertinggi.       Pernah gak kalian ditolak atau dikecewakan oleh apapun itu, entah itu orang, universitas, pekerjaan, atau hal hal yang tidak mengenakkan? Lalu, kalian menggerutu dalam hati. "Awas ya kalo aku sampe dapet yang lebih baik, tau rasa kamu." "Awas aja kalo aku masuk, nyesel kalian." "Aku harus sukses biar bisa membuktikan ke semua orang kalo aku bisa." "Aku akan sukses untuk balas dendam pad

Dekat

Gambar
“Dan Kami lebih ‎dekat kepadanya daripada urat nadinya.” (Q.S. Qaf: 16)       Malam ini izinkan aku bercerita yang sedang aku rasakan. Akhir-akhir ini aku merasa ada yang tidak beres di dalam diriku. Aku merasa takut, deg-degan, tidak bisa tidur, setiap malam memikirkan apa yang seharusnya tidak aku pikirkan. Dan, kalau sudah jantung berdebar kencang sekali, aku suka bertanya pada diri "apa ini akhir hidupku?"        Beberapa hari terakhir ini, aku merasa jauh dari orang orang terdekat, mereka tidak membuatku nyaman, mengira yang bukan bukan, meremehkan, dan hal hal yang tidak mengenakkan. Sekali lagi, itu bukan dari orang yang tidak dikenal, tetapi orang terdekat.        Setelah aku refleksi, mungkin aku sedang jauh dengan Penciptaku. Sholat malam mager, ngaji sekadarnya, bangun pagi tidak seperti dulu, banyak malasnya sepertinya daripada taatnya. Mungkin itu.  Kalian mungkin ingat ini.         Dalam Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, ”Aku dalam sangkaan hamba-‎Ku

Standar Society

Gambar
"Loh, kamu kan dapet ranking kok gak masuk negeri? Aku aja males malesan dapet ptn." "Iya, selamat. Lalu?" Kalian pasti pernah denger kan percakapan di atas, ada juga yang seperti ini. "Kalo mau sukses ya jadi dokter." "Loh gap year, ngapain? Buang buang waktu" "Umur 25 keatas harusnya udah nikah loh.." "Perempuan gak usah sekolah tinggi tinggi nanti gak laku." "Kok udah nikah, gak punya anak sih." Dan banyak hal hal lain yang dijulidin.  By the way, terima kasih sudah mampir blog tulisan tika, semoga hal hal baik datang pada kalian. Oh iya, kali ini aku mau bahas standar society yang terjadi di sekitar. Sebelumya kalian pernah nggak sih bertanya, siapa sih yang nyiptain standar standar di atas? Menurutku, yang menyiptakan standar standar yang ada yaa masyarakat sebagian besar itu sendiri. Misal, di kita standar kecantikan itu kulit putih, padahal di belahan bumi lain standar kecantikan itu berkulit sawo

Takut

Gambar
Kalian pernah ngga, merasa takut sendirian? Merasa ngga punya teman, merasa takut dengan lingkungan baru? Aku ingin bercerita.        Saat ini, aku sedang merasa takut kehilangan teman teman yang sudah pergi jauh.        Aku jadi teringat, waktu aku baru saja pindah dari Bali ke Cirebon, aku gak punya temen. Waktu itu, aku diajak ke kolam renang, setiap minggu menemani bapak melatih para calon calon tentara. Aku sering berkenalan dengan anak anak seusiaku. Walaupun hari esoknya tidak bertemu lagi.       Waktu SD, aku belum punya teman. Karena semua tetanggaku, masuk sekolah negeri dan aku masuk sekolah swasta di Cirebon. Allah baik sekali, di hari pertama itu, aku mendapat teman yang sampai hari ini masih benar benar berteman.        Waktu kelas 5 SD, saat saat sudah sangat dekat dengan teman SD, aku dipaksa berpisah dengan mereka, aku harus terbang ke Aceh, di suatu desa di Aceh Tengah. Sama sekali tidak punya teman yang kenal. Sudah sedih meninggalkan teman, kesepian pula