Tentang Hidup Minimalis

-

  Gaya hidup minimalis memang mulai diminati dari berbagai kalangan dan alasannya pun bermacam-macam sesuai latar belakang masing-masing. Berkat popularitas Marie Kondo dan metode KonMari, gaya hidup ini telah menjadi topik pembicaraan sangat populer. Bagi banyak praktisi minimalisme, gaya hidup ini dipahami sebagai upaya menyingkirkan barang-barang berlebihan dan menjalani hidup berdasarkan pengalaman daripada harta duniawi.
   Menurut opini pribadiku, hidup minimalis adalah bisa memaksimalkan hal hal yang bisa kita gunakan dan bisa membuat bahagia. Memiliki gaya hidup yang tidak berlebihan. Semua kembali kepada kebutuhan dasar. Kalian pasti tau quote "Less is more"? nah itu emang bener yang sejauh ini aku rasakan.
     Aku mau sedikit curhat, dulu aku termasuk orang yang cukup konsumtif. Hampir setiap libur aku main ke mall sekedar cari cari buku bacaan atau membeli kuas atau cat air karena aku memang hobi melukis walaupun gak bagus hehe. Atau aku suka beli baju yang beli 2 gratis 1 dan itu sangat sering padahal kalu dihitung hitung itu sebenarnya bukan gratis sih, tetap saja membeli. nah, karena weekend sering jalan-jalan gak jelas alhasil lemariku penuh numpuk baju baju yang jarang dipakai.
Awalnya seneng tapi akhir akhir ini kok ngerasa gak bahagia. Hal itu aku lakukan dari kelas 3 SMP sampai kelas 2 SMA. 
     Akhir kelas 3 SMA aku mulai ngerasa banyak barang justru malah nambah stress. Jadi, aku sering cari-cari apa nih masalahanya. Ketemulah aku sama buku Marie Kondo. Aku juga sering menonton video tentang minimalis dan ternyata aku sedikit sedikit mulai menerapkan gaya hidup minmalis. 
Dari sekian banyak barang barang, ada yang dibuang, didonasikan, atau dibuat kerajinan. Dan, memang benar sedikit barang itu bisa membuat bahagia.
      Sekarang, aku punya tips untuk coba hidup minimalis, gak harus buang buang barang langsung kok. Yuk simak!

 1. Memiliki mindset minimalis
2. Merawat barang yang sudah kita miliki
3. Lebih baik membeli barang sedikit tapi berkualitas
4. jangan membeli barang berlebihan termasuk makanan8

        Buat aku pribadi goalnya bukan untuk jadi seorang minimalist. Aku cuma pengen sesederhana memaksimalkan hal-hal yang baik buat diri sendiri, memungkinkan untuk diterapkan dengan kondisi dan keadaan sekarang sebagai bentuk self improvement. Tujuannya supaya punya hidup lebih balance, conscious, mindful, happy, nicer, easier and so on.
     Insya Allah, nanti aku akan lanjutkan part 2 tentang declutter yaa, see u teman teman! 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Standar Society

-
Gambar
"Loh, kamu kan dapet ranking kok gak masuk negeri? Aku aja males malesan dapet ptn." "Iya, selamat. Lalu?" Kalian pasti pernah denger kan percakapan di atas, ada juga yang seperti ini. "Kalo mau sukses ya jadi dokter." "Loh gap year, ngapain? Buang buang waktu" "Umur 25 keatas harusnya udah nikah loh.." "Perempuan gak usah sekolah tinggi tinggi nanti gak laku." "Kok udah nikah, gak punya anak sih." Dan banyak hal hal lain yang dijulidin.  By the way, terima kasih sudah mampir blog tulisan tika, semoga hal hal baik datang pada kalian. Oh iya, kali ini aku mau bahas standar society yang terjadi di sekitar. Sebelumya kalian pernah nggak sih bertanya, siapa sih yang nyiptain standar standar di atas? Menurutku, yang menyiptakan standar standar yang ada yaa masyarakat sebagian besar itu sendiri. Misal, di kita standar kecantikan itu kulit putih, padahal di belahan bumi lain standar kecantikan itu berkulit sawo
Baca selengkapnya

Mengakhiri Masa Gapyear

-
Lama sekali tidak menulis blog karena aku saat ini sedang mencoba freelance menulis di platform lain. Namun, tenang saja kali ini aku akan bercerita yang paling sering ditanyakan sejak tahun lalu. Aku ingin bercerita tentang masa gap year selama satu tahun ini.  Cerita ini dimulai sejak aku memutuskan untuk berhenti kuliah setelah beberapa minggu terdaftar di salah satu universitas. Banyak sekali pertimbangan dan keputusan yang mungkin gak tepat. Keputusan di masa lalu tersebut gak bisa aku sesali dan berandai andai untuk mengubahnya. Yang bisa aku lakukan ya, menerima. Menerima kalau itu memang sudah jalannya. Menerima kalau mungkin di jalan ini ada rencana yang lebih baik.  Waktu itu, ada beberapa jurusan yang ragu untuk aku ambil dan ada juga jurusan yang tidak menerima aku hihi. Pada masa awal gapyear aku mencoba mencari hal-hal positif yang bisa aku lakukan selama satu tahun. Mungkin aku bisa traveling, bersosialisasi, dan aktivitas di luar yang menyenangkan. Ternyata, masa pandem
Baca selengkapnya